Sirine tanda bahaya
disekolah dibunyikan seiring dengan gemuruhnya suara angin dan luncuran tanah.
Hamdan lari pulang
kerumah tanpa sempat berpamitan kepada guru dan teman temannya.
Sedangkan siswa yang
lain berkumpul dihalaman sekolah dipandu bapak dan ibu guru, dalam suasana
panik proses evakuasi dilaksanakan dengan berjalan kaki karena lokasi sekolah
ini berada diperbukitan dan jalan menuju lokasi susah dilalui kendaraan roda
empat. Ada dua teman hamdan yang terluka karena jatuh dan banyak rekannya yang
panik dan ribut....ada yang takut dimarahi orang tua karena baju dan tasnya
basah ada juga yang ingin segera pulang.itulah sepenggal kisah dalam simulasi
penanggulangan bencana berbasis sekolah dasar yang dilaksanakan oleh Dinas
pendidikan Pemuda dan olahraga kabupaten magelang bekerjasama dengan BPBD,
TNI,POLRI, kecamatan Borobudur, SAR dan PMI serta masyarakat sekitar sekolah.
Kegiatan yang
dilaksanakan selama satu hari ini juga diisi ceramah mitigasi dari BPBD
kabupaten magelang juga dihadiri kepala dinas pendidikan pemuda dan olahraga
kabupaten magelang Drs. H Eko triyono.
Dalam sambutannya
beliau menyatakan bahwa selama ini salah satu langkah yang sering dilakukan
para pendidik adalah memulangkan dini para siswa jika terjadi bencana
diharapkan kedepan hal tersebut tidak terjadi, selama proses penanganan bencana
peran guru adalah menjaga para siswa sampai proses darurat dilaksanakan,jangan
sampai jika ada bencana siswa keburu dipulangkan sedangkan rumah siswa terkena
bencana yang dapat mengakibatkan siswa terpisah dari keluarga.dengan simulasi
ini maka akan terjalin komunikasi antara para guru disekolah dan orang tua
dalam menangani kejadian bencana saat proses KBM berlangsung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar